Kamis, 29 Mei 2014

Contoh Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

ABSTRAK

Wardani  Septiana  Kusuma,  2014.  PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI WONOREJO 1 SEMESTER DUA DALAM PEMBELAJARAN IPS TENTANG MATERI MATA UANG MELALUI KOLABORASI METODE QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL THROWING

Kata Kunci : Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing

Hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1, Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran IPS tentang materi mata uang, kurang mencapai harapan sesuai KKM 75, disebabkan penggunaan metode pembelajaran kurang bervariatif. Untuk mengatasinya digunakan kolaborasi metode  Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Untuk menguji efektivitas kedua metode dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti menempuh prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklusnya menempuh empat tahapan berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Melalui berbagai teknik dan instrumen pengumpul data, diperoleh hasil penelitian. Untuk kemudian dilakukan pembahasan berdasarkan teknik yang telah ditetapkan. Akhirnya diperoleh suatu simpulan guna menjawab pokok masalah penelitian. Simpulan dimaksud sebagai berikut : (1) Langkah-langkah penggunaan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa pembelajaran IPS tentang materi mata  uang, meliputi: (a) menyusun rencana sesuai dengan ketentuan, (b) melaksanakan KBM sesuai dengan rencana, (c) mengevaluasi kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran, dan (d) menindaklanjuti hasilnya dengan cermat. (2) Peningkatan  hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang materi mata uang setelah digunakan kolaborasi penggunaan metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing, terjadi secara bertahap dan mampu ditunjukkan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/ pemahaman terhadap informasi dan/ atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Merunut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.
Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif,  kreatif dan menyenangkan agak sulit.
Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS di SD Negeri Wonorejo 1 diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.
Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1 dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 belum begitu memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai IPS yang hanya 68 belum mencapai KKM sebesar 7,5 berada pada urutan ke-4 setelah Bahasa Indonesia (rata-rata 79,22), Ilmu Pengetahuan Alam (rata-rata 76,35), dan Matematika (rata-rata 75,12).
Terkait belum optimalnya hasil belajar IPS siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1 maka penulis berupaya untuk menerapkan metode pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing secara kolaborasi sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada masalah seperti telah diuraikan di atas, yakni penggunaan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1 pada mata pelajaran IPS tentang materi mata uang.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pokok masalah yang harus diungkap jawabannya melalui penelitian tindakan kelas ini.  Bagaimana meningkatan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1 dalam pembelajaran IPS tentang materi mata uang setelah digunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1 pada mata pelajaran IPS tentang materi mata uang melalui kolaborasi metode pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Secara khusus dari tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut : mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1 dalam pembelajaran IPS tentang materi mata uang setelah digunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu :
1.      Bagi siswa
Bagi siswa sangat penting untuk memudahkan dalam memahami suatumateri pelajaran khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial melalui mekolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing
2.      Bagi guru
Bagi guru adalah sebagai masukan untuk membantu memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kemampuan pembelajaran
3.      Bagi sekolah
Bagi sekolah yaitu sebagai bahan pertimbangan keputusan dalam upaya meningkatkan kemampuan pembelajaran dan mempermudah pembelajaran melalui kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Karakteristik perkembangan pada siswa Sekolah Dasar dapat dilihat tahap-tahap perkembangan kognitif menurut teori Peaget. Bahwa usia anak yang sekolah di Sekolah Dasar berkisar 6,0 atau 7,0 sampai dengan 11,0 atau 12,0 tahun. Usia 6,0 atau 7,0 tahun dalam teori Piaget masuk dalam kategori praoperational periode dalam tahapan intuitive. Periode ini ditandai dengan dominasi pengamatan yang bersifat egosentrik (belum memahami cara orang lain memandang objek yang sama), seperti searah (selancar). Pada masa ini anak gemar meniru, telah mampu menerima khayalan, dapat bercerita tentang hal-hal yang fantastik, ia tidak terikat pada realitas, sehingga ia dapat berbicara dengan kursi, anjing, dan sebagainya.Anak berlatih sendiri menggunakan bahasanya, sering ia berbicara sendiri. Piaget menamakannya ”Collective monologue”.
Usia 7,0 sampai 11,0 atau 12,0 termasuk dalam tahapan periode operasional konkret. Fase ini menurut Piaget menunjukan suatu reorganisasi dalam struktur mental anak. Dalam fase yang lalu, fase praoperasional, anak seakan-akan hidupnya dalam mimpi dengan pikiran-pikiran magis, dengan fantasi yang leluasa. Aktivitas anak pada fase ini dapat dibentuk dengan peraturan-peraturan, (karena peraturan dasar mentaati peraturan), karena itu mempunyai nilai fungsional. Anak berfikir harfiah sesuai dengan tugas yang diberikan.
Berdasarkan ciri-ciri perkembangan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik maka ciri pada siswa kelas rendah yaitu:
1.    belum mandiri;
2.    belum ada rasa tanggung jawab pribadi
3.    penilaian terhadap dunia luar masih egosentris;
4.    belum menunjukkan sikap kritis masih berfikir yang fiktif
B.     Implementasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Dengan QuantumTeaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.

Prinsip dari Quantum Teaching, yaitu:
1.      Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2.      Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
3.      Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
4.      Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5.      Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.
Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR :
  1. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat Bagiku” (AMBak), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
  1. Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
  1. Namai
Sediakan kata kunci, konsep, metode, rumus, strategi sebuah “masukan”.
  1. Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”.
  1. Ulangi.
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu dan memang tahu ini”.
  1. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Secara aplikatif, metode pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing bertalian erat dengan teori belajar behavioristik dan teori perkembangannya Piaget. Pandangan Behaviouristik, yang melahirkan Teori Belajar Koneksionisme dan Teori Belajar Kondisioning. Teori belajar Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike berpendapat bahwa belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Bilamana terjadi koneksi antara R - S dan diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka koneksi itu menjadi lebih kuat. Sebaliknya bila koneksi, diikuti dengan keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan koneksi akan menjadi berkurang (Hilgard dan Bower dalam TIM MKDK IKIP Semarang, 1990:110).
Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Adapun langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing sebagai berikut: 1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan, 2) guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, 3) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru ke temannya, 4) masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah di jelaskan oleh ketua kelompok, 5) kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergiliran, 6) evaluasi, dan 7) penutup. (www.puskur_balitbang_depdiknas.com).
C.    Pembelajaran IPS
Mata pelajaran yang menjadi subjek penelitian adalah IPS, yaitu mengenai konsep “mata uang” yang merupakan materi kelas III semester dua dengan spesifikasi sebagai berikut. Standar Kompetensi    : 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Kompetensi Dasar : 2.4 Mengenal sejarah uang, 2.5 Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.  Indikator : 2.4.1 Menjelaskan sejarah uang, 2.4.5.1 Menjelaskan penggunaan uang sesuai kebutuhan.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.    Subjek Penelitian
1.      Lokasi                         : SD Negeri Wonorejo 1, Jalan Raya Kediri – Wates Desa Wonorejo Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
2.      Waktu                         :
Tabel 1 : Uraian jadwal pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran
No
Siklus
Hari/ Tanggal
Waktu
Kegiatan
1.
Siklus 1
Rabu/ 30 April 2014
07.00-08.10
Perbaikan Pembelajaran ke 1
2.
Siklus 2
Rabu/ 7 Mei 2014
07.00-08.10
Perbaikan Pembelajaran ke 2
3.      Mata Pelajaran            : IPS (Mata uang)
4.      Kelas                           : III
5.      Karakteristik siswa      : Semua siswa kelas III SD Negeri Wonorejo I yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan dengan beragam kemampuan dan kreativitas masing-masing.
B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dimulai dari adanya masalah yang sudah teridentifikasi dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran, pengamatan dan refleksi diri.
1.            Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
a.       Rencana
1)      Membuat rencana persiapan
2)      Menentukan metode pembelajaran
3)      Membuat media pembelajaran
4)      Menyiapkan daftar penilaian
5)      Menyiapkan evaluasi, LKS dan tugas individu
b.      Pelaksanaan
1)      Guru memberi salam pembuka, doa dan presensi kelas
2)      Guru memberi apersepsi
3)      Guru menyampaikan informasi materi dan tujuan
4)      Siswa membentuk kelompok, dan mengerjakan LKS dengan metode Snowball throwing
5)      Siswa menjawab dan mengumpulkan LKS
6)      Guru mengadakan tanya jawab
7)      Siswa mengerjakan soal evaluasi
8)      Guru memberi penguatan materi
9)      Guru membekali siswa dengan tugas rumah
c.       Pengamatan
Peneliti   dibantu    oleh    teman    sejawat    mengadakan   supervisi  kelas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan yaitu tes evaluasi sebagai indikator peningkatan hasil belajar siswa dan lembar observasi sebagai indikator keberhasilan guru dalam menggunakan kolaborasi metode pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dan untuk mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan menuju sasaran yang diharapkan.
d.      Refleksi
Semua yang  telah  ditemukan  pada  saat  proses  pembelajaran  berlangsung didiskusikan dengan supervisor 2. Hasil temuan   didiskusikan   untuk  mengetahui persentase    pelaksanaan siklus 1  dan   hasil   yang   diperoleh   dapat    digunakan  untuk menentukan jenis tindakan siklus 2.
2.            Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
a.       Rencana
1)      Membuat rencana persiapan
2)      Menentukan metode pembelajaran
3)      Membuat media pembelajaran
4)      Menyiapkan daftar penilaian
5)      Menyiapkan evaluasi, LKS dan tugas rumah
b.      Pelaksanaan
1)      Guru memberi salam pembuka, doa dan presensi kelas
2)      Guru memberi apersepsi
3)      Guru menyampaikan informasi materi dan tujuan
4)      Siswa membentuk kelompok, dan mengerjakan LKS dengan metode Snowball throwing
5)      Siswa menjawab dan mengumpulkan LKS
6)      Guru mengadakan tanya jawab
7)      Siswa mengerjakan soal evaluasi
8)      Guru memberi penguatan materi
9)      Guru membekali siswa dengan tugas rumah
c.       Pengamatan
Peneliti dibantu oleh Supervisor 2 mengadakan supervisi  kelas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan yaitu tes evaluasi sebagai indikator peningkatan hasil belajar siswa dan lembar observasi sebagai indikator keberhasilan guru dalam menggunakan kolaborasi metode pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dan untuk mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan menuju sasaran yang diharapkan.
d.      Refleksi
Peneliti bersama supervisor 2 mengamati hasil tes evaluasi siswa dan lembar observasi guru untuk selanjutnya ditentukan apakah penelitian ini bisa dikatakan berhasil atau tidak. 
Lembar Evaluasi Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IPS materi mata uang dengan menggunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah sebagai berikut,
Tabel 2 : Evaluasi hasil belajar siswa
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Apsari Argyanti


2
Aanisa Dindahayati


3
Boni Pratama


4
Jhason Naga Saputra


5
Lintang Prisa Wati


6
M. Fasiqul


7
M. Fajar Widiantoro


8
Naura Cinta


9
Pinkan Putri Yudyanti


10
Putra Fathi Ilham


11
Ria Eva Gadilza


12
Susi Anita


13
Sauki Aprilia


14
Tira Nur Atita


15
Tito Yanuariza


16
Umi Nisak


17
Wawan Rozakqi


18
Yellaovi Agustina


19
Yoyo Herman


20
Zennafi Abdillah



Jumlah



Rata-rata



Lembar Observasi Guru dalam pembelajaran IPS materi mata uang dengan menggunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah sebagai berikut,
Tabel 3 : Observasi guru
No
Aspek yang Diobservasi
Kemunculan
Komentar
Ya
Tidak
1
Kegiatan Awal
a.      Mengatur tempat duduk siswa, memberi salam dan doa
b.     Mengabsen siswa
c.      Apersepsi
d.     Menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran



2
Kegiatan Inti
a.       Memancing siswa menanggapi alat peraga
b.      Membentuk kelompok
c.       Menugaskan ketua kelompok dengan materi pilihan
d.      Membimbing siswa dalam kelompok untuk bermain bola salju
e.       Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
f.       Memberikan penguatan siswa untuk menjawab soal evaluasi
g.      Membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
h.      Melaksanakan penilaian



3
Kegiatan Akhir
a.       Memberikan tugas individu
b.      Menutup pelajaran




C.    Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif deskriptif, terdiri dari analisis hasil evaluasi belajar  dan ketuntasan belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan. Analisis hasil evaluasi belajar adalah berupa nilai. Apabila hasil tes pada siklus I  dan siklus 2  mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa penerapan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mata uang  pada mata pelajaran IPS.
Adapun penyajian data hasil analisis disajikan dalam bentuk sebagai berikut :
1.       Tabel Analisis Hasil Evaluasi Belajar dan Ketuntasan Belajar siswa
Tabel daftar nilai siswa yang diperoleh sebelum perbaikan pembelajaran, setelah perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus 2 kemudian dihitung rata-ratanya. Jika perolehan rata-rata hasil evaluasi belajar  > 7,5, maka diasumsikan pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel banyaknya siswa yang mencapai KKM disatukan dengan tabel hasil belajar siswa pada waktu setelah perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus 2. Apabila jumlah siswa yang mencapai KKM sesuai target kurikulum yaitu 70%, maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
2.       Lembar Observasi Guru
Instrumen pengamatan Lembar Observasi Guru disusun dengan indikator-indikator yang bisa mengukur  tercapainya kompetensi dasar membiasakan perilaku terpuji guru dalam mengelola pembelajaran.
                 
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran IPS materi ajar mata uang kelas III Semester dua, peneliti sering mengalami permasalahan, yang mana selama proses kegitan belajar mengajar ternyata siswa kurang berperan aktif, siswa kurang memahami materi, dan peneliti merasa pembelajaran yang dilakukan kurang menarik perhatian siswa sehingga siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dan hasil belajarnya rata – rata dibawah KKM sebesar 75.
1.            Siklus I
a.       Pengamatan
Setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran selama tindakan siklus I, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes evaluasi. Tes pada siklus I di ikuti oleh seluruh siswa kelas IV dengan waktu 15 menit. Bentuk tes yang diberikan berupa soal uraian sebanyak 10 butir soal. Hasil tes hasil belajar seperti pada tabel berikut :
     Tabel 4 : Evaluasi hasil belajar siswa terisi di Siklus 1
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Apsari Argyanti
100
Tuntas
2
Aanisa Dindahayati
60
Tidak Tuntas
3
Boni Pratama
90
Tuntas
4
Jhason Naga Saputra
60
Tidak Tuntas
5
Lintang Prisa Wati
80
Tuntas
6
M. Fasiqul
80
Tuntas
7
M. Fajar Widiantoro
100
Tuntas
8
Naura Cinta
80
Tuntas
9
Pinkan Putri Yudyanti
40
Tidak Tuntas
10
Putra Fathi Ilham
80
Tuntas
11
Ria Eva Gadilza
80
Tuntas
12
Susi Anita
80
Tuntas
13
Sauki Aprilia
60
Tidak Tuntas
14
Tira Nur Atita
80
Tuntas
15
Tito Yanuariza
60
Tidak Tuntas
16
Umi Nisak
80
Tuntas
17
Wawan Rozakqi
60
Tidak Tuntas
18
Yellaovi Agustina
80
Tuntas
19
Yoyo Herman
40
Tidak Tuntas
20
Zennafi Abdillah
40
Tidak Tuntas

Jumlah
1430


Rata-rata
71.50
Tidak Tuntas
Dari tabel 4 hasil analisis menunjukkan bahwa 60% sudah mencapai target individu KKM sebesar 75, yakni terdiri atas 12 siswa sudah tuntas belajar, 8 siswa lainnya belum tuntas belajar. Tetapi rata – rata kelas masih menunjukkan nilai 71.50 yang masih membutuhkan 3.50 untuk mencapai KKM.
Dengan kata lain, hasil yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan mengunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing dapat membuat perbaikan pembelajaran lebih menarik, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa walau belum 70% mencapai KKM. Perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus ke 2.
Sedangkan pengamatan yang dilakukan supervisor 2 pada lembar observasi guru menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 5 : Observasi guru terisi di Siklus 1
No
Aspek yang Diobservasi
Kemunculan
Komentar
Ya
Tidak
1
Kegiatan Awal
a.      Mengatur tempat duduk siswa, memberi salam dan doa
b.     Mengabsen siswa
c.      Apersepsi
d.     Menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran



Masih terkesan kaku karena bingung untuk memulai pembelajaran
2
Kegiatan Inti
i.        Memancing siswa menanggapi alat peraga
j.        Membentuk kelompok
k.      Menugaskan ketua kelompok dengan materi pilihan
l.        Membimbing siswa dalam kelompok untuk bermain bola salju
m.    Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
n.      Memberikan penguatan siswa untuk menjawab soal evaluasi
o.      Membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
p.      Melaksanakan penilaian



















Kurang leluasa mengatur waktu
3
Kegiatan Akhir
c.       Memberikan tugas individu
d.      Menutup pelajaran




Waktu kurang
Dari tabel 5 hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas guru sudah menunjukkan hasil yang baik dan runtut. Dari sekian banyak indikator, memberikan penguatan siswa untuk menjawab soal evaluasi belum nampak dikarenakan guru masih terkesan kaku dan bingung menerapkan model pembelajaran ini. Untuk menutup pembelajaran juga tidak sempat karena waktu yang dialokasikan untuk kegiatan akhir tersita sebagian di kegiatan inti.
b.      Refleksi
Guru dan siswa masih kaku dan belum terbiasa mengatur waktu pembelajaran dengan metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing sehingga waktu di akhir tidak cukup untuk menutup pembelajaran . Tetapi beberapa indikator sudah menunjukkan hasil yang baik. Selanjutnya kekurangan ini didiskusikan peneliti dan supervisor 2 untuk melakukan perbaikan di siklus 2.
2.            Siklus 2
a.       Pengamatan
Setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran selama tindakan siklus 2, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes evaluasi. Tes pada siklus 2 di ikuti oleh seluruh siswa kelas III dengan waktu 15 menit. Bentuk tes yang diberikan berupa soal uraian sebanyak 10 butir soal. Hasil tes hasil belajar seperti pada tabel berikut :
     Tabel 6 : Evaluasi hasil belajar siswa terisi di Siklus 2
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Apsari Argyanti
100
Tuntas
2
Aanisa Dindahayati
80
Tuntas
3
Boni Pratama
90
Tuntas
4
Jhason Naga Saputra
70
Tidak Tuntas
5
Lintang Prisa Wati
80
Tuntas
6
M. Fasiqul
100
Tuntas
7
M. Fajar Widiantoro
100
Tuntas
8
Naura Cinta
90
Tuntas
9
Pinkan Putri Yudyanti
70
Tidak Tuntas
10
Putra Fathi Ilham
80
Tuntas
11
Ria Eva Gadilza
80
Tuntas
12
Susi Anita
80
Tuntas
13
Sauki Aprilia
100
Tuntas
14
Tira Nur Atita
90
Tuntas
15
Tito Yanuariza
80
Tuntas
16
Umi Nisak
80
Tuntas
17
Wawan Rozakqi
80
Tuntas
18
Yellaovi Agustina
80
Tuntas
19
Yoyo Herman
80
Tuntas
20
Zennafi Abdillah
90
Tuntas

Jumlah
1700


Rata-rata
85
Tuntas
Dari tabel 4 hasil analisis menunjukkan bahwa 85% sudah mencapai target individu KKM sebesar 75, yakni terdiri atas 19 siswa sudah tuntas belajar, 2 siswa lainnya belum tuntas belajar. Hal itupun terjadi karena 2 siswa yang dimaksud saat pembelajaran berlangsung sempat mengeluh sakit sehingga konsentrasi belajarnya tidak maksimal. Rata – rata kelas menunjukkan nilai 85.00 yang sudah mencapai KKM.
Dengan kata lain, hasil yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran siklus 2 dengan mengunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing dapat membuat perbaikan pembelajaran lebih menarik, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa
Sedangkan pengamatan yang dilakukan supervisor 2 pada lembar observasi guru menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 7 : Observasi guru terisi di Siklus 2
No
Aspek yang Diobservasi
Kemunculan
Komentar
Ya
Tidak
1
Kegiatan Awal
a.      Mengatur tempat duduk siswa, memberi salam dan doa
b.     Mengabsen siswa
c.      Apersepsi
d.     Menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran



Sudah lancar
Mengaplikasikan pembelajaran
2
Kegiatan Inti
a.       Memancing siswa menanggapi alat peraga
b.      Membentuk kelompok
c.       Menugaskan ketua kelompok dengan materi pilihan
d.      Membimbing siswa dalam kelompok untuk bermain bola salju
e.       Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
f.       Memberikan penguatan siswa untuk menjawab soal evaluasi
g.      Membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
h.      Melaksanakan penilaian



















Sudah bisa mengatur waktu pembelajaran dengan baik
3
Kegiatan Akhir
e.       Memberikan tugas individu
f.       Menutup pelajaran




Waktu sudah cukup
Dari tabel 5 hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas guru sudah menunjukkan hasil yang lebih baik dan runtut dibanding siklus 1. Dari sekian banyak indikator, guru sudah bisa memenuhinya.
c.       Refleksi
Cukup tercapainya target kinerja yang diharapkan, baik dari siswa maupun dari peneliti. Hal itu merupakan efek dari sudah terbiasanya masing – masing personal dengan langkah – langkah pembelajaran IPS materi mata uang dengan menggunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah melakukan penelitian dan menganalisis hasilnya, terbuktilah bahwa penggunaan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar materi mata uang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa tidak saja terjadi pada siklus 2 tetapi pada siklus 1 pun seluruh siswa mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Peningkatan hasil belajar dengan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing ini berkaitan dengan teori belajar behavioristik dan teori perkembangannya Piaget sesuai pembahasan di Bab III. Pandangan Behaviouristik, yang melahirkan Teori Belajar Koneksionisme dan Teori Belajar Kondisioning. Teori belajar Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike berpendapat bahwa belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Bilamana terjadi koneksi antara R - S dan diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka koneksi itu menjadi lebih kuat. Sebaliknya bila koneksi, diikuti dengan keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan koneksi akan menjadi berkurang (Hilgard dan Bower dalam TIM MKDK IKIP Semarang, 1990:110).
Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada siklus 1 ditandai dari hasil belajar masing-masing siswa pada siklus 1 belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Namun hasil tersebut sudah menunjukkan arah peningkatan. Atas dasar itu, maka dilaksanakan kembali siklus 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus 1 tidak terlepas dari meningkatnya eksistensi kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran IPS tentang materi ajar  mata uang yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
Peningkatan hasil belajar siswa kembali terjadi pada proses pembelajaran IPS tentang materi ajar mata uang yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing siklus 2. Hasil belajar lebih baik daripada siklus 1. Bahkan rata – rata kelas perolehan nilainya melebihi nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Hal ini pun tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan hasil usaha guru.
Dengan demikian, penggunaan kolaborasi metode Quantum Teaching dan  Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar mata uang untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri  Wonorejo 1 Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, dinyatakan berakhir pada siklus 2. Hal ini karena baik guru maupun siswa sudah merasa puas dengan peningkatan yang terjadi pada siklus 2.   

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.    Simpulan
Langkah-langkah penggunaan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1 Desa Wonorejo Kecamatan Wates Kabupaten Kediri dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar mata uang, meliputi:
1.    Menyusun rencana sesuai dengan ketentuan
2.    Melaksanakan KBM sesuai dengan rencana
3.    Mengevaluasi kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran
4.    Menindaklanjuti hasilnya dengan cermat
Penggunaan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar mata uang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri Wonorejo 1 Desa Wonorejo Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.
B.     Saran Tindak Lanjut
Dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 dapat disarankan bahwa :
1.    Dalam Pembelajaran yang menggunakan kolaborasi metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing dikembangkan guna meningkatkan kegiatan-kegiatan belajar mengajar.
2.    Untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam bertanya, menjawab, menyampaikan pendapat kesan dan tulisan, memerlukan banyak latihan.
3.    Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri.

DAFTAR PUSTAKA

Tim-FKIP UT. 2013. Pemantapan Kemampuan Profesional. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka
Bobbi DePorter. 2002. Quantum Teaching. Boston: Allyn Bacon.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
.... 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD, SDLB, SLB Tingkat Dasar, dan MI. Jakarta: Depdiknas.
......2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas.
Indra Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.
Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwadi Suhandini. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Lemlit UNNES.
Puskur Balitbang Depdiknas. 2003. Model-model Pembelajaran Efektif. (www.puskur_balitbang_depdiknas.com). update 28 Agustus 2011.
Supardi, Suharsimi Arikunto, Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim MKDK IKIP Semarang. 1990. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.
Tintin Heryatin. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Quantum dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Rangka Pengembangan Kurikulum Berbasis Sekolah. Hasil Penelitian. (http://pps.upi.edu/org/ abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk04.html). update 28 Agustus 2011.
Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.


1 komentar: